MAKALAH PLATO



KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan nikmatnya yang tak ternilai harganya, sehingga penulis telah selesai menulis makalah ini yang berjudul : PLATO
      Selanjutnya salam sejahtera juga penulis haturkan kepada tokoh ilmuan sedunia yaitu Nabi Muhammad Saw yang merupakan salah seorang yang sudah terbukti keberhasilannya dalam hal mengajarkan nilai nilai kebenaran ataupun mendidik, merobah peradaban manusia, dan sikap serta cara pandang dan pola hidup sebagai mana layaknya.
       Terimakasih kepada kawan-kawan yang ikut memberi andil, sport serta motivasi dalam rangka penulisan makalah ini.

Penulis








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..1
A.      Latar belakang............................................................................................ 1
B.       Rumusan masalah....................................................................................... 1
C.       Tujuan   ..................................................................................................... 1


BAB II ISI……………………………………………………………………...2
A.      Sejarah tentang plato.................................................................................. 2
B.       Pemikiran – pemikiran besar yang di pikirkan oleh plato........................... 4
C.       Metode pemikiran yang dihasilkan oleh plato............................................ 7
D.      Karya – karya yang dihasilkan oleh plato.................................................. 10


BAB III PENUTUP…………………………………………………………..11
A.      Kesimpulan................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA
 



 BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang
Filsafat yang konon merupakan ibu dari semua ilmu pengetahuan adalah interpretasi dari para filosof. Sebagai konsekwensi dari banyaknya filosof, terdapat beberapa sudut pandang dan aliran-aliran yang berbeda-beda dalam filsafat. Di dalam makalah ini, akan diterangkan sekilas tentang filosof pada zaman klasik, yang meliputi latar belakang kehidupan, sumber filsafat, dan bagaimana pemikiran-pemikiran mereka yang berkaitan dengan filsafat.
Beberapa tentang kelahiran dan perkembangan Filsafat pada awal kelahiranya tidak dapat di pisahkan dengan perkembangan (Ilmu) pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa yunani) makna kata Filsafat sendiri adalah cinta , arti kata tersebut belum memperhatikan makna kata yang sebenarnya dari kata Filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang Filosof untuk memperoleh Kearifan.

B.           Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kehidupan plato dan biografinya ?
2.      Apa yang menjadi obyek dari filsafat plato ?
3.      Bagaimana interpretasinya mengenai ide-ide atau pemahamannya?

C.          Tujuan
1.      Kita dapat mengenal lebih jauh orang yang memiliki julukan bapak filsafat
2.      Kita dapat mengetahui lebih jauh lagi tentang objek kajiannya.
3.      Kita dapat menambah pengetahuan kita tentang ide-ide pemikiran Plato.


BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI

    A.       Sejarah Tentang Plato

 Plato dilahirkan sekitar tahun 428/427 SM di Athena. Dan meninggal di sana pada tahun 347 SM. Dalam usia 80 tahun. Ayahnya bernama Ariston, keturunan raja Krodus, raja terakhir Athena yang hidup sekitar abad 1068 SM dan sangat dikagumi rakyatnya dikarenakan kecakapan dan kebijaksanannya memerintah Athena. Ibunya bernama Periktione, Plato memiliki dua saudara (Adimantes dan Glaukon) serta satu saudari (Potone). Saat Plato lahir, Athena merupakan sebuah Kota yang paling berkuasa di Yunani dengan sistem demokrasi. Kekuatan militer dan maritimnya nomor satu, kultur intelektual dan artistiknya jauh mengatasi polisi-polisi lain di Yunani.
Nama Plato yang sebenarnya ialah Aristokles. Karena dahi dan bahunya yang amat lebar, ia memperoleh julukan “Plato” tersebut dari seorang pelatih senamnya. Plato dalam bahasa Yunani berasal dari kata benda “platos”(“kelebarannya”/”lebarnya”). Julukan yang diberikan oleh pelatih senamnya itu begitu cepat populer dan menjadi panggilannya sehari-hari, bahkan kemudian menjadi nama resmi yang diabadikannya lewat seluruh karyanya.[1]
Pelajaran yang diperolehnya dimasa kecilnya. Selain dari pelajaran umum, ialah menggambar, melukis, belajar musik, puisi dan senam.
Pada masa anak-anaknya plato mendapat pendidikan dari guru-guru filosofi. pelajaran filosofi mula-mula diperolehnya dari Kratylos. Kratylos dahulunya adalah murid Herakleitos. Ketika berumur 20 tahun Plato mengikuti pelajaran dengan gurunya yang bernama Socrates. Pelajaran itulah yang memberi kepuasaan baginya. Pengaruh Socrates akan hal ilmu filosofi makin hari makin mendalam. Ia menjadi murid socrates yang setia. Sampai pada akhir hidupnya socrates tetap menjadi pujaanya.
 


[1] Jan Hendrik Rapar, Filsafat Politik Plato, (Jakarta: CV. Rajawali, 1991), cet. II, 41-42.
Plato mempunyai kedudukan yang istimewa sebagai seorang filosof. Ia pandai menyatukan puisi dan ilmu, seni dan filosofi. Pandangan yang dalam dan abstrak sekali pun dapat dilukiskannya dengan gaya bahasa yang indah. Tidak ada satu orangpun filosof  sebelumnya yang dapat menandinginya dalam hal ini. Ketika socrates meninggal, ia sangat sedih dan menamakan dirinya seorang anak yang kehilangan bapak.  Tak lama sesudah socrates meninggal, Plato pergi dari Athena. Itulah permulaan ia mengembara dua belas tahun lamanya, dari tahun 399 SM-387 SM. Mula-mula ia pergi ke Megara, tempat Euklides mengajarkan filosofinya. Di ceritakan bahwa di Megara ia mengarang beberapa dialog, yang mengenai berbagai macam pengertian dalam masalah hidup, berdasarkan ajaran socrates.
Di Megara ia pergi ke Kyrena, di mana ia memperdalam pengetahuannya tentang matematik pada seorang guru yang bernama Theodoros. Di sana juga ia mengajarkan filosofi dan mengarang buku-buku. Plato juga sempat di penjara dan dijual sebagai budak. Tetapi nasib yang baik bagi Plato, di pasar budak ia dikenal oleh seorang bekas muridnya, Annikeris dan ditebusnya. Kemudian peristiwa itu diketahui oleh sahabat-sahabat dan pengikut-pengikut Plato di Athena. Mereka bersama-sama mengumpulkan uang untuk mengganti harga penebus yang dibayar oleh Annikeris. Tetapi dia menolak penggantian itu dengan berkata “Bukan tuan-tuan saja yang mempunyai hak untuk memelihara Plato.” Akhirnya uang yang terkumpul itu dipergunakan untuk membeli sebidang tanah yang kemudian diserahkan kepada Plato untuk dijadikan lingkungan sekolah tempat ia mengajarkan filosofinya. Tempat itu diberi nama “Akademia”., sejak berumur 40 tahun / 387 SM, ia terus mengajarkan ilmunya kepada murid-muridnya. Sampai akhirnya meninggalnya dalam usia 80 tahun pada tahun 347 SM.

    B.       Pemikiran – Pemikiran Besar Yang Di Pikirkan Oleh Plato

Salah satu pemikiran Plato yang sangat fenomenal yakni ajaran tentang ide-ide. Ajaran tentang ide-ide ini merupakan inti dasar seluruh filsafat Plato. Namun, arti ide yang dimaksud oleh Plato berbeda dengan pengertian orang-orang moderen sekarang, yang hanya mengartikan bahwa kata ide adalah suatu gagasan atau tanggapan yang hanya terdapat dalam pemikiran saja. Sehingga orang-orang akan menganggap bahwa ide merupakan suaatu yang bersifat subjektif belaka. Plato mengartikan kata ide itu merupakan suatu yang objektif. Menurut Plato ada ide-ide yang terlepas dari subjek yang berpikir. Beliau mengatakan bahwa semua yang ada di entitas ini semuanya ada di alam ide tersebut,  yakni alam tersebut di analogikan seperti cetakan kue dan kue-kuenya itu adalah entitas-entitas ini.
Menurut Plato ide-ide tidak bergantung pada pemikiran, sebaliknya pemikiran bergantung pada ide-ide. Justru karena ada ide-ide yang berdiri sendiri. Pemikiran kita dimungkinkan. Pemikiran itu tidak lain dari pada menaruh perhatian kepada ide-ide itu.
Adanya ide-ide
Munculnya pemikiran Plato tentang ide-ide adalah terinspirasi dari gurunya yakni socrates. Dimana socrates dikisahkan bahwa beliau berusaha mencari defenisi-defenisi, ia tidak puas dengan menyebut satu persatu perbuatan-perbuatan yang adil atau tindakan-tindakan yang berani. Ia ingin menyatakan apa keadilan atau keberanian itu sendiri, atau bisa dikatakan bahwa socrates mencoba mencari hakikat atau esensi keadilan dan keutamaan-keutamaan lain tersebut. Karena pemikiran gurunya ini lah Plato kemudian meneruskan usaha gurunya tersebut lebih jauh lagi. Menurut dia esensi itu mempunyai realitas, terlepas dari segala perbuatan kongkret. Ide keadilan, ide keberanian dan ide-ide lain itu ada
Ada pun  asal usul yang lain tentang ajaran Plato tentang ide-ide ialah berkaitan dengan ilmu pasti.  Sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu pasti sangat di utamakan dalam akademi Plato dan di bidang ini Plato terpengaruh oleh kaum Pythagorean. Menurut Plato ilmu pasti yang berbicara tentang segitiga, namun segitiga yang dimaksud itu bukan segitiga yang kongkret, melainkan segitiga yang ideal, maka Plato menarik kesimpulan bahwa segitiga itu memiliki realitas juga, biar pun tidak dapat ditangkap oleh indra. Tidak mungkin bahwa ilmu pasti membahas sesuatu yang tidak ada! Jadi, mesti terdapat suatu ide ”segitiga”. Segitiga yang digambarkan pada papan tulis hanya merupakan tiruan tak sempurna saja dari ide “segitiga”.
Namun contoh lain yang sama dengan konsep pada segitiga tersebut, seperti ” kata bagus”, begitu banyak yang boleh dikatakan bagus : kain bagus, patung bagus, rumah bagus, dan lain sebagainya. Sehelai kain tidak disebut bagus karena itu kain, sebab terdapat juga kain yang jelek. Yang menyebabkan kain itu disebut bagus ialah ide tentang bagus itu. Selain kain tersebut masih banyak yang bisa dikatakan bagus, karena ide tentang bagus merupakan bagus itu sendiri secara sempurna, tidak tercampur dengan yang lain. Plato menyebut ini dengan kata-kata yunani yaitu idea serta eidos dan juga kata morphe yang berarti bentuk.

Dari seluruh buah fikiran yang dipersembahkan Plato bagi pembangunan yang ideal, ada tiga pokok fikiran yang merupakan gelombang yang saling susul-menyusul.

1.                  Gelombang Pertama (The Frist Wave)
Gelombang pertama menurut Plato ialah bahwa pria dan wanita, oleh sebab itu harus memperoleh kesempatan yang sama, terutama pada pendidikan dan pekerjaan. Pemikiran Plato yang demikian itu bertolak belakang dengan kenyataan yang ada pada masa itu sebagai warisan tradisi dan kebiasaan yang mengharus wanita dibedakan dari pria. Itulah sebabnya di dalam negara ideal, wanita tidak boleh dibedakan dari pria.
Namun perlu diketahui bahwa kendati Plato “memperjuangkan” kesamaan wanita dan pria sebagaimana yang diperjuangkan oleh gerakan emansipasi kaum wanita yang muncul sejak abad ke sembilan belas, tetapi motivasinya jelas berbeda. Plato melihat tenaga kerja kaum wanita selama ini dimanfaatkan dengan baik dan disia-siakan begitu saja, sedangkan di pihak lain, pria harus bekerja membanting tulang bagi keluarga dan negara.

2.                  Gelombang Kedua (The Second Wave)
Apa yang disebut gelombang kedua oleh Plato ialah gagasanya untuk menghapuskan perkawinan dan keluarga demi membentuk satu keluarga besar, yakni negara sehingga semua orang “bersaudara di dalam negara”. Plato mengatakan bahwa alangkah baiknya apabila seorang pria tidak memiliki seorang istri, sehingga semua wanita adalah untuk semua pria dan semua pria adalah untuk semua wanita.

3.                  Gelombang Ketiga (The Third Wave)
Gelombang ketiga menurut Plato ialah gagasan mengenai filsuf-raja. Plato mengatakan bahwa raja di negara ideal adalah para filsuf. Hanya saja, apabila para filsuf yang menjadi penguasa, yaitu jika kekuasaan politik dan kecerdasan serta pengetahuan yang tinggi menyatu di tangan para cendekiawan, barulah negara akan dapat dipimpin dengan hikmat dan kearifan sejati (true wisdom).

    C.       Metode Pemikiran Yang Dihasilkan Oleh Plato

v  Tuhan
Pada bagian akhir buku kedua dan di awal buku ketiga Republic, Plato secara panjang lebar memperbincangkan tentang Tuhan. Plato tidak sependapat dengan Homeros, Hesiodos, Aeschylus, yang telah merendahkan Tuhan lewat karya-karyanya yang sedemikian rupa dengan mengungkapkan hal-hal yang buruk dan yang tidak pantas mengenai para Tuhan.
Bagi Plato, tidak mungkin para Tuhan itu saling menipu, kejam, kasar, saling berkhianat, senang bertengkar dan lain sebagainya. Bila memang benar demikian, maka moralitas mereka amat buruk sehingga mereka tidak pantas diagungkan. Plato juga menolak pandangan yang mengatakan bahwa Tuhan adalah penyebab kejahatan. Menurut Plato, sesuatu yang disebut Tuhan itu pasti baik.
Dalam buku yang terakhir, yakni buku kesepuluh dari Republic, Plato menunjukkan lewat suatu ilustrasi bahwa  sesungguhnya para Tuhan itu tidak lain adalah ide-ide yang berada di dunia ide. Plato menjelaskan pandangannya itu dengan mengatakan bahwasebenarnya ada tiga keberadaan yang berbeda-beda. Misalnya saja tempat tidur, memiliki tiga keberadaan ang berbeda-beda. Yang pertama ialah yang berada di dunia ide, yang kedua ialah “ketempattiduran” (bedhood), sedangkan yang ketiga ialah tempat tidur yang dibuat oleh tukang.
“Ketemmpattiduran” itulah yang dibuat yang dibuat oleh Tuhan. Tempat tidur yang dibuat oleh tukang hanyalah wujud tiruan dari ‘ketempattiduran itu, sedangkan yang membuat atau menjadi penyebab “ketempattiduran” itu ada ialah ide tempat tidur yang ada di dunia ide yang menjadi realitas sebenarnya. Demikian pula dengan realitas yang lain.[3]





[3] Hendry J. Schmandt, Filasafat Politik, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 58.
v  Manusia

Menururt Plato jiwa manusia adalah entitas nonmaterial yang dapat terpisah dari tubuh. Menurutnya, jiwa itu ada sejak sebelum kelahiran, jiwa itu tidak dapat hancur alias abadi. Lebih jauh Plato mengatakan bahwa hakikat manusia itu ada dua yaitu rasio dan kesenangan (nafsu). Dua unsur yang hakiakat ini dijelaskan Plato dengan permislan seorang yang makan kue atau minum sesuatu, ia makan dan ia minum. Ini kesenangan, sementara rasionya tahu bahwa makanan dan minuman itu berbahaya baginya. Karena menikmati kelezatan (kesenangan) itu hakekat, maka rasio sekalipun juga hakekat, tidak sanggup melawannya. Menururt Plato, bila ada konflik batin pada seseorang, pasti terdapat perentangan dua elemen kepribadian pada orang itu, dua elemen yang sering bertentangan tujuannnya. Pada kasus orang yang haus asti ada elemen yang menyebabkan ia ingin minum dan ada elemen lain yang menolak melakukannya, elemen pertama disebut Plato nafsu, bagian kedua disebut rasio. Jadi, dalam pandangan Plato, rasio itu sering berlawanan dengan nafsu (yang menimbulkan kesenangan tadi).
            Pada bagian lain Plato berteori bahwa jiwa manusia memiliki tiga elemen, yaitu roh, nafsu, dan rasio. Dalam operasinya, dia mengandaikan roh itu sebagai kuda putih yang menarik kereta bersama kuda hitam (nafsu), yang dikendalikan oleh kusir yaitu rasio yang berusaha mengontrol laju kereta.
Berdasarkan pendidikan ini maka program pendidikan haruslah memebantu rasio dalam mengendalikan kereta tersebut.
Dalam hal hidup bermasyarakat, Plato berpendapat bahwa hidup bermasyarakat itu merupakan suatu keharusan bagi manusia, manusia tidak dapat hidup sendirian. seseorang yang hidup dipulau sendirian akan sulit hidup, karena aktifitas kemanusiaan seperti persahabatan, bermain, seni, politik, dan berpikir tidak terjadi di pulau itu. Implikasi teori ini adalah setiap manusia harus mempunyai minat dan bakat yang berbeda , dan dari situ akan muncul spesialisasi dan pembagian kerja.
Berdasarkan tiga unsur hakiakt manusia, Plato membagi menjadi tiga kelompok. Pertama,manusia yang didominasi oleh rasio yang hasrat utamanya ialah meraih pengetahuan Kedua,manusia yang didominasi roh yang hasrat utamanya ialah meraih reputasi, dan ketiga, manusia disominasi nafsu yang hasrat utamannya pada materi. Tugas rasio adalah mengontrol roh dan nafsu.
Plato juga mengemukakan bahwa terdapat beberapa masalah bagi manusia yang tidak pantas apabila tidak mengetahuinya. Masalah tersebut adalah sebagai berikut.
a.       Manusia itu mempunyai Tuhan sebagai penciptanya.
b.      Tuhan itu mengetahui segala sesuatu yang diperbuat oleh manusia.
c.       Tuhan hanya dapat diketahui dengan cara negatif, tidak ada ayat, tidak ada anak dan lain-lain.
d.      Tuhanlah yang menjadikan alam ini dari tidak mempunyai peraturan menjadi mempunyai peraturan.[4]

v  Alam

Dialog-dialog Plato yang dikarang pada masa Tuanay sering disebut Theaitetos, Parmenides, Sophistos, Politios, Philibos, Timaios, Kritias, dan Nomoi. Tapi ada ahli-ahli yang menyaksikan keaslian dari beberapa dialog itu , dengan uraian yang terbentang dalam dialog itu Plato membawa pembacanya ke dareah Kosmologi dan filosofi alam. Dialog itu menunjukkan bahwa Plato bukan saja seorang filosof yang menguasai seluruh filosofi Grik sebelumnya, tetapi juga mempelajari berbagai ilmu special yang diketahui pada masanya.
Paham Plato tentang pembentukan dunia ini berdasar pada pendapat Empedokles, bahwa alam ini tersusun dari empat anasir yang asal yaitu api, udara, air, dan tanah. Menurut Plato tuhan sebagai pembangun alam, menyusur anasir yang empat itu dalam sebagai bentuk menjadi satu kesatuan, oleh karena itu pembangunan dunia sekaligus sikap hidup manusia dalam dunia ini.





[4] Hendry J. Schmandt, Filasafat Politik, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 65. Plato
D.       Karya – Karya plato

Sepanjang sejarah, karya-karya Platon diedit dan disalin ulang. Meski tanpa mesin cetak, para penulis dengan tekun menyalin ulang teks-teks Platon. Dan berkat tradisi salinan tangan Bizantium kita dapat merasakan karya-karya Plato sampai saat ini. Berikut ini adalah karya-karya Platon yang dibukukan oleh para ahli yang mengaanggapnya otentik:
Masa Muda ( 399-390 SM)
·         Hippias meizon (minor) Ion
·         Laches Xarmides
·         Protagoras Euthypron
·         Hippias elatton ( mainor)
·         Kriton
Masa Muda (399-390 SM)
·         Gorgias Menon
·         EuthydemosLysis,
·         Menexenos Kratylos.
Dewasa ( 385-370 SM)
·         Phaidon
·         Symposion
·         Politeria
·         Phaidros
·         Republica Phaidon 
Masa Tua (370-348 SM)
·         Theaitetos
·         Parmenides
·         Sophistes
·         Politikos
·         Timaios
·         Kritias
·         Philebos
·         Nomoi 
BAB III
PENUTUP
A.                KESIMPULAN

Plato lahir pada tahun 427/428 SM di Athena. Plato merupakan murid kesayangan Socrates. Beliau dikenal sebagai bapak filsafat Barat, karena Beliaulah orang yang pertama kali membukukan pemikiran-pemikiran filsafat. Diantaranya: Phaidon, Symposion, Politeria, PhaidrosRepublica Dll. Plato menghembuskan nafas terakhirnya dalam usia 80 tahun pada tahun 347 SM.



DAFTAR PUSTAKA

Bertens , K.“sejarah filsafat Yunani”, Yogyakarta: KANISIUS,1999
jan papar, Hendrik. Pengantar Filsafat, Yoyakarta: KANISIUS, 1996
Jostein, Gaarder. Dunia sophie, Bandung: PT Mizan purtaka, 2012
Lavine. Petualangan filsafat plato. Yogyakarta: penerbit Jendela, 2002
Bertrand, Russell. Sejarah filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002
Asmoro, Achmadi. Filsafat umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2003
Harun, Hadiwijono “sari sejarah filsafat barat” Yogyakarta, KANISIUS,1980
Internet,”plato, pemikiran plato dan biografi plato ” Darussalam, Banda Aceh. 16-03-2014


Previous
Next Post »
Thanks for your comment