Makan nasi lengkap dengan lauk pauk dan
pencuci mulut seperti es krim dan coklat, tiga kali sehari, tapi tetap
langsing. Itulah para wanita Jepang. Mereka membuktikan bahwa untuk langsing
dan sehat tidak perlu tersiksa.
Kalau dikatakan wanita Jepang bertubuh
langsing, berkulit putih mulus dan tampak awet muda. Anda tentu setuju, bukan?
Rasanya semua model busana dalam berbagai warna bisa terlihat indah di tubuh
mereka yang langsing dan kulit yang putih bening. Soal kulit putih, mereka
memang sudah memilikinya sejak lahir. Tapi kalau tubuh yang langsing, pasti ada
rahasianya donk, apa itu? Sederhana saja kok, mereka memiliki kebiasaan makan
yang menarik.
inilah yang dilakukan oleh wanita Jepang,
sehingga mereka bisa begitu menawan:
1.
Wanita Jepang senang makan ikan, kedelai,
nasi, sayur dan buah.
Menu makanan rumahan Jepang klasik
biasanya terdiri atas sepotong ikan panggang dan semangkuk nasi, sayur rebus,
seporsi sup miso, sepotong buah untuk pencuci mulut dan secangkir teh hijau
panas. Menu yang lebih sederhana lagi, semangkuk nasi, semangkuk sup dan tiga
jenis lauk. Wanita Jepang mengkonsumsi ikan dua kali lebih banyak daripada
orang Amerika. Ikan terutama ikan yang berlemak (piliha favorit orang Jepang
adalah salmon, tuna, mackerel, sardin dan herring), merupakan sumber asam lemak
omega-3 yang baik, yang diketahui dapat menjaga kesehatan jantung dan memacu mood.
Selain ikan, wanita Jepang juga banyak mengkonsumsi produk kedelai, bisa 10
kali lebih banyak dari orang Amerika. Menu Jepang seringkali terdiri atas lebih
dari satu makanan yang berasal dari kedelai, seperti sup miso (miso merupakan
hasil fermentasi dari kacang kedelai) dan tofu. Kalau dikonsumsi dalam jumlah
sedang, produk kedelai alami seperti tofu dan edamame, dapat memberikan cukup
protein, yang dapat menggantikan daging merah, karena mengandung sedikit sekali
lemak bahkan tidak ada lemak sama sekali. Yang mengejutkan, terutama untuk
wanita Indonesia, wanita Jepang suka sekali makan nasi. Semangkuk kecil nasi
hampir selalu ada di setiap menu makan mereka. Namun, mereka tidak mengalami
masalah dengan berat badan. Menurut Naomi, nasi mereka minim pengolahan, nasi
dimasak dan dimakan tanpa mentega dan minyak. Karenanya nutrisi yang terkandung
di dalamnya tetap terjaga. Ini memang berbeda dengan nasi kita yang sudah
banyak mengalami banyak pengolahan, sehingga seratnya sudah banyak berkurang.
Beras yang semakin licin atau pulen, biasanya seratnya makin banyak yang
hilang. Padahal serat itu mengenyangkan. Kalau mau, pilihlah beras merah, karena
proses pengolahannya minimal. Makanan favorit wanita Jepang yang lain adalah
sayur-sayuran, terutama yang berdaun hijau, daikon radish, terung dan rumput
laut. Sajian yang mereka gemari adalah sayuran yang direbus dalam kaldu
berbumbu, digoreng dengan sedikit minyak canola atau dikukus. Pada tahun 2004,
channel TV MSNBC pernah menyiarkan bahwa kegemaran akan sayur inilah yang
menyebabkan kejadian kanker di Jepang jauh lebih sedikit dibanding AS. Sayuran
mengandung antioksidan dan mineral.
2.
Wanita Jepang makan dalam porsi sangat
kecil dan menyajikan makanan dalam piranti yang berukuran kecil.
Sejak kecil, wanita Jepang terbiasa
makan dalam porsi yang tiga kali lebih kecil atau setengah dari porsi wanita
Amerika. Sementara wanita Amerika (mungkin juga Wanita Indonesia) seringkali
merasa benar-benar kenyang (atau bahkan lebih dari itu). Masyarakat Jepang
punya ungkapan " hara hachi bunme", yang artinya "makanlah
sampai anda merasa 80% kenyang". Selain itu, di Jepang makanan disantap
secara perlahan-lahan dan setiap gigitan benar-benar dinikmati. Kalau anda
perhatikan, wanita Jepang selalu makan menggunakan sumpit. Alat makan itulah
yang membantu mereka makan lebih perlahan, menyuap lebih sedikit, dan bisa
menghargai setiap suapan yang masuk ke mulut. Yang luar biasa, wanita Jepang
tidak pernah merasa kelaparan dengan cara makan seperti itu. Naomi
mengistilahkan pola makan Jepang itu "ipod for food". Artinya, pola
makan Jepang mengkonsentrasikan enerji makanan yang luar biasa ke dalam ukuran
yang kecil dan ringkas serta menyenangkan. Porsi kecil inilah yang dapat
menurunkan berat badan dengan cara mengefisienkan metabolisme. Suplai makanan
yang sedikit demi sedikit akan membuat tubuh dapat bekerja lebih baik. Makan
itu sebenarnya memberi beban pada tubuh, loh. kalau makanan yang dimasukkan ke
badan terlalu berat, pekerjaan tubuh juga akan berat. Pekerjaan yang terlalu
berat ujung-ujungnya dapat menimbulkan penyimpangan pada tubuh. Penyakit,
misalnya. Sebaliknya beban kerja yang tidak terlalu berat dapat membuat tubuh
awet muda. memang sulit bagi anda yang
terbiasa makan dengan porsi yang besar untuk mengurangi porsi makan. Tetapi,
bukannya tidak bisa sama sekali, kan? Lisa R.Young, PhD, RD, pengarang The
Portion Teller Plan, menyarankan untuk menyusutkan porsi makanan yang tinggi
kalori dan tinggi lemak terlebih dahulu. Setelah terbiasa, baru anda dapat
mengecilkan porsi makanan yang lainnya.
Contoh menu harian orang Jepang:
*
Sarapan
Nasi
merah atau nasi putih
Sup
Miso dengan daikon radish dan tofu
Sepotong
kecil mackerel yang digoreng dengan pan
1
atau 2 potong tamago (omelette Jepang)
Potongan
kecil rumput laut nori
Teh
hijau
*
Makan siang
Bola-bola
nasi
Salad
Tokyo
Teh
hijau
*
Makan malam
Nasi
merah atau nasi putih
Sup
bening dengan tofu dan jamur shiitake
Stir-fried
vegetable
Teh
hijau
Dessert: buah segar potong
3.
Pengolahan makanan Jepang sangat ringan.
Artinya, cara masak makanan Jepang
amat minimal. Daripada memanggang atau membakar, wanita Jepang lebih sering
mengukus, merebus atau stir fry dengan cepat dalam panas sedang atau
sedang-tinggi. Metode-metode ini membuat nutrisi makanan tidak hilang. Selain
itu, wanita Jepang juga sangat sedikit menggunakan penambah rasa. Mereka jarang
sekali membubuhkan saus yang berbahan dasar mentega atau krim kental. Pokoknya
inti olahan makanan Jepang adalah menonjolkan keindahan dan warna alami makanan
serta menjaga kandungan nutrisi makanan.
4.
Wanita Jepang selalu sarapan.
Tetapi bukan sepiring nasi goreng
dengan telur ceplok dan kopi + creamer, lho. Atau pancakes ukuran besar dengan
syrup maple. Bukan juga roti lapis dengan mentega dan coklat. Teh hijau,
semangkuk nasi, sup miso dengan tofu dan scallion, lembaran-lembaran kecil
rumput laut nori dan mungkin omelette ukuran kecil atau sepotong salmon
panggang. "Ah, mana kenyang. Lagian ngak ada rasanya". Begitu mungkin
komentar anda. Tetapi lihatlah hasilnya, pinggang wanita Je oleh pnpang tetap
ramping. Dan kabarnya, mereka tidak merasa lapar sampai makan siang tiba. Tidak
sarapan dengan alasan perut belum bisa diisi makanan pada pagi hari bukan hal
yang tepat. Sarapan itu perlu, lho, untuk memberi enerji. Kalau tidak menerima
makanan di pagi hari, tubuh akan mengambilnya dari "sisa" kemarin.
Tidak cukup, kan? bukan tidak mungkin tubuh malah jadi lemas. Bisa jadi, waktu
siang, Anda jadi super "rakus" makannya. Nah, ini yang bisa bikin
gemuk. karena itu sebaiknya, tubuh diisi makanan pada pagi hari. Tidak perlu
dalam porsi besar. Yang penting dapat memberi enerji dan rendah kalori,
sehingga tidak menambah berat badan. Jus buah atau sayur, misalnya.
Mengenyangkan dan tidak menggemukkan.
5.
Wanita Jepang suka sekali menyantap
dessert.
Coklat, es krim, biskuit, pastries.
Hmm...yummy! Anda tentu tidak akan menolak makanan itu untuk dessert dan snack,
kan? begitu juga wanita Jepang. Tetapi, mengapa tubuh mereka tetap ramping, sementara
tubuh anda "menggelembung"? Rahasianya, wanita Jepang jarang makan
makanan tinggi kalori dan tinggi lemak seperti itu. Kalaupun mereka
mengkonsumsinya, porsinya sangat kecil. Biasanya sepertiga dari yang dikonsumsi
orang Amerikaa. Selain itu, dessert dan snack mereka tidak mengandung pengawet
dan penambah rasa. Snack tetap dibutuhkan di antara waktu makan. Itu untuk
menjaga agar kadar gula darah tidak turun. Tetapi, tetap saja, pilihlah yang
rendah kalori dan dapat menambah enerji. Misalnya: buah atau agar-agar.
6.
Wanita Jepang berolah fisik sepanjang hari
- secara alami.
Makanan bukan satu-satunya penyebab
masyarakat Jepang bisa begitu sehat dan ramping. Faktor lainnya adalah mereka
selalu bergerak setiap hari. Tanpa mereka sadari, aktifitas yang mereka lakukan
membuat mereka banyak menggerakkan fisik. Mereka lebih senang berjalan kaki
atau naik sepeda daripada naik mobil ke tempat kerja atau belanja, lebih
memilih naik-turun tangga daripada naik lift atau eskalator. Dan memang di
Jepang ada peraturan yang melarang seluruh gedung di bawah lima lantai untuk
menyediakan lift. Mereka juga banyak
memanfaatkan subway. Kondisi di dalam stasiun Subway merupakan
"perjuangan" tersendiri. Mereka harus banyak naik-turun tangga dan
berjalan ke tempat pergantian kereta. Menurut Prof. Charles George, direktur
medis dari British Heart Foundation, olah tubuh dapat mengurangi resiko
penyakit jantung sampai separuhnya, menurunkan tekanan darah, mengurangi
stress, dan meminimalkan resiko stroke. Anda pernah mendengar tentang gerakan
"10.000 langkah setiap hari"? Ternyata ide tersebut (10.000 langkah =
8 km) pertama kali dipopulerkan 40 tahun yang lalu oleh peneliti Jepang bernama
Yoshiro Hatano sebagai salah satu cara untuk mempromosikan pedometer yang
akurat dan murah.
ConversionConversion EmoticonEmoticon