Diet ala wanita Jepang Versi 2017



Makan nasi lengkap dengan lauk pauk dan pencuci mulut seperti es krim dan coklat, tiga kali sehari, tapi tetap langsing. Itulah para wanita Jepang. Mereka membuktikan bahwa untuk langsing dan sehat tidak perlu tersiksa.

Kalau dikatakan wanita Jepang bertubuh langsing, berkulit putih mulus dan tampak awet muda. Anda tentu setuju, bukan? Rasanya semua model busana dalam berbagai warna bisa terlihat indah di tubuh mereka yang langsing dan kulit yang putih bening. Soal kulit putih, mereka memang sudah memilikinya sejak lahir. Tapi kalau tubuh yang langsing, pasti ada rahasianya donk, apa itu? Sederhana saja kok, mereka memiliki kebiasaan makan yang menarik.
inilah yang dilakukan oleh wanita Jepang, sehingga mereka bisa begitu menawan:



1.     Wanita Jepang senang makan ikan, kedelai, nasi, sayur dan buah.
Menu makanan rumahan Jepang klasik biasanya terdiri atas sepotong ikan panggang dan semangkuk nasi, sayur rebus, seporsi sup miso, sepotong buah untuk pencuci mulut dan secangkir teh hijau panas. Menu yang lebih sederhana lagi, semangkuk nasi, semangkuk sup dan tiga jenis lauk. Wanita Jepang mengkonsumsi ikan dua kali lebih banyak daripada orang Amerika. Ikan terutama ikan yang berlemak (piliha favorit orang Jepang adalah salmon, tuna, mackerel, sardin dan herring), merupakan sumber asam lemak omega-3 yang baik, yang diketahui dapat menjaga kesehatan jantung dan memacu mood. Selain ikan, wanita Jepang juga banyak mengkonsumsi produk kedelai, bisa 10 kali lebih banyak dari orang Amerika. Menu Jepang seringkali terdiri atas lebih dari satu makanan yang berasal dari kedelai, seperti sup miso (miso merupakan hasil fermentasi dari kacang kedelai) dan tofu. Kalau dikonsumsi dalam jumlah sedang, produk kedelai alami seperti tofu dan edamame, dapat memberikan cukup protein, yang dapat menggantikan daging merah, karena mengandung sedikit sekali lemak bahkan tidak ada lemak sama sekali. Yang mengejutkan, terutama untuk wanita Indonesia, wanita Jepang suka sekali makan nasi. Semangkuk kecil nasi hampir selalu ada di setiap menu makan mereka. Namun, mereka tidak mengalami masalah dengan berat badan. Menurut Naomi, nasi mereka minim pengolahan, nasi dimasak dan dimakan tanpa mentega dan minyak. Karenanya nutrisi yang terkandung di dalamnya tetap terjaga. Ini memang berbeda dengan nasi kita yang sudah banyak mengalami banyak pengolahan, sehingga seratnya sudah banyak berkurang. Beras yang semakin licin atau pulen, biasanya seratnya makin banyak yang hilang. Padahal serat itu mengenyangkan. Kalau mau, pilihlah beras merah, karena proses pengolahannya minimal. Makanan favorit wanita Jepang yang lain adalah sayur-sayuran, terutama yang berdaun hijau, daikon radish, terung dan rumput laut. Sajian yang mereka gemari adalah sayuran yang direbus dalam kaldu berbumbu, digoreng dengan sedikit minyak canola atau dikukus. Pada tahun 2004, channel TV MSNBC pernah menyiarkan bahwa kegemaran akan sayur inilah yang menyebabkan kejadian kanker di Jepang jauh lebih sedikit dibanding AS. Sayuran mengandung antioksidan dan mineral.



2.     Wanita Jepang makan dalam porsi sangat kecil dan menyajikan makanan dalam piranti yang berukuran kecil.
Sejak kecil, wanita Jepang terbiasa makan dalam porsi yang tiga kali lebih kecil atau setengah dari porsi wanita Amerika. Sementara wanita Amerika (mungkin juga Wanita Indonesia) seringkali merasa benar-benar kenyang (atau bahkan lebih dari itu). Masyarakat Jepang punya ungkapan " hara hachi bunme", yang artinya "makanlah sampai anda merasa 80% kenyang". Selain itu, di Jepang makanan disantap secara perlahan-lahan dan setiap gigitan benar-benar dinikmati. Kalau anda perhatikan, wanita Jepang selalu makan menggunakan sumpit. Alat makan itulah yang membantu mereka makan lebih perlahan, menyuap lebih sedikit, dan bisa menghargai setiap suapan yang masuk ke mulut. Yang luar biasa, wanita Jepang tidak pernah merasa kelaparan dengan cara makan seperti itu. Naomi mengistilahkan pola makan Jepang itu "ipod for food". Artinya, pola makan Jepang mengkonsentrasikan enerji makanan yang luar biasa ke dalam ukuran yang kecil dan ringkas serta menyenangkan. Porsi kecil inilah yang dapat menurunkan berat badan dengan cara mengefisienkan metabolisme. Suplai makanan yang sedikit demi sedikit akan membuat tubuh dapat bekerja lebih baik. Makan itu sebenarnya memberi beban pada tubuh, loh. kalau makanan yang dimasukkan ke badan terlalu berat, pekerjaan tubuh juga akan berat. Pekerjaan yang terlalu berat ujung-ujungnya dapat menimbulkan penyimpangan pada tubuh. Penyakit, misalnya. Sebaliknya beban kerja yang tidak terlalu berat dapat membuat tubuh awet muda.  memang sulit bagi anda yang terbiasa makan dengan porsi yang besar untuk mengurangi porsi makan. Tetapi, bukannya tidak bisa sama sekali, kan? Lisa R.Young, PhD, RD, pengarang The Portion Teller Plan, menyarankan untuk menyusutkan porsi makanan yang tinggi kalori dan tinggi lemak terlebih dahulu. Setelah terbiasa, baru anda dapat mengecilkan porsi makanan yang lainnya.
Contoh menu harian orang Jepang:
* Sarapan
Nasi merah atau nasi putih
Sup Miso dengan daikon radish dan tofu
Sepotong kecil mackerel yang digoreng dengan pan
1 atau 2 potong tamago (omelette Jepang)
Potongan kecil rumput laut nori
Teh hijau

* Makan siang
Bola-bola nasi
Salad Tokyo
Teh hijau

* Makan malam
Nasi merah atau nasi putih
Sup bening dengan tofu dan jamur shiitake
Stir-fried vegetable
Teh hijau
Dessert:  buah segar potong

3.     Pengolahan makanan Jepang sangat ringan.
Artinya, cara masak makanan Jepang amat minimal. Daripada memanggang atau membakar, wanita Jepang lebih sering mengukus, merebus atau stir fry dengan cepat dalam panas sedang atau sedang-tinggi. Metode-metode ini membuat nutrisi makanan tidak hilang. Selain itu, wanita Jepang juga sangat sedikit menggunakan penambah rasa. Mereka jarang sekali membubuhkan saus yang berbahan dasar mentega atau krim kental. Pokoknya inti olahan makanan Jepang adalah menonjolkan keindahan dan warna alami makanan serta menjaga kandungan nutrisi makanan.



4.     Wanita Jepang selalu sarapan.
Tetapi bukan sepiring nasi goreng dengan telur ceplok dan kopi + creamer, lho. Atau pancakes ukuran besar dengan syrup maple. Bukan juga roti lapis dengan mentega dan coklat. Teh hijau, semangkuk nasi, sup miso dengan tofu dan scallion, lembaran-lembaran kecil rumput laut nori dan mungkin omelette ukuran kecil atau sepotong salmon panggang. "Ah, mana kenyang. Lagian ngak ada rasanya". Begitu mungkin komentar anda. Tetapi lihatlah hasilnya, pinggang wanita Je oleh pnpang tetap ramping. Dan kabarnya, mereka tidak merasa lapar sampai makan siang tiba. Tidak sarapan dengan alasan perut belum bisa diisi makanan pada pagi hari bukan hal yang tepat. Sarapan itu perlu, lho, untuk memberi enerji. Kalau tidak menerima makanan di pagi hari, tubuh akan mengambilnya dari "sisa" kemarin. Tidak cukup, kan? bukan tidak mungkin tubuh malah jadi lemas. Bisa jadi, waktu siang, Anda jadi super "rakus" makannya. Nah, ini yang bisa bikin gemuk. karena itu sebaiknya, tubuh diisi makanan pada pagi hari. Tidak perlu dalam porsi besar. Yang penting dapat memberi enerji dan rendah kalori, sehingga tidak menambah berat badan. Jus buah atau sayur, misalnya. Mengenyangkan dan tidak menggemukkan.



5.     Wanita Jepang suka sekali menyantap dessert.
Coklat, es krim, biskuit, pastries. Hmm...yummy! Anda tentu tidak akan menolak makanan itu untuk dessert dan snack, kan? begitu juga wanita Jepang. Tetapi, mengapa tubuh mereka tetap ramping, sementara tubuh anda "menggelembung"? Rahasianya, wanita Jepang jarang makan makanan tinggi kalori dan tinggi lemak seperti itu. Kalaupun mereka mengkonsumsinya, porsinya sangat kecil. Biasanya sepertiga dari yang dikonsumsi orang Amerikaa. Selain itu, dessert dan snack mereka tidak mengandung pengawet dan penambah rasa. Snack tetap dibutuhkan di antara waktu makan. Itu untuk menjaga agar kadar gula darah tidak turun. Tetapi, tetap saja, pilihlah yang rendah kalori dan dapat menambah enerji. Misalnya: buah atau agar-agar.



6.     Wanita Jepang berolah fisik sepanjang hari - secara alami.
Makanan bukan satu-satunya penyebab masyarakat Jepang bisa begitu sehat dan ramping. Faktor lainnya adalah mereka selalu bergerak setiap hari. Tanpa mereka sadari, aktifitas yang mereka lakukan membuat mereka banyak menggerakkan fisik. Mereka lebih senang berjalan kaki atau naik sepeda daripada naik mobil ke tempat kerja atau belanja, lebih memilih naik-turun tangga daripada naik lift atau eskalator. Dan memang di Jepang ada peraturan yang melarang seluruh gedung di bawah lima lantai untuk menyediakan lift. Mereka juga  banyak memanfaatkan subway. Kondisi di dalam stasiun Subway merupakan "perjuangan" tersendiri. Mereka harus banyak naik-turun tangga dan berjalan ke tempat pergantian kereta. Menurut Prof. Charles George, direktur medis dari British Heart Foundation, olah tubuh dapat mengurangi resiko penyakit jantung sampai separuhnya, menurunkan tekanan darah, mengurangi stress, dan meminimalkan resiko stroke. Anda pernah mendengar tentang gerakan "10.000 langkah setiap hari"? Ternyata ide tersebut (10.000 langkah = 8 km) pertama kali dipopulerkan 40 tahun yang lalu oleh peneliti Jepang bernama Yoshiro Hatano sebagai salah satu cara untuk mempromosikan pedometer yang akurat dan murah.


Previous
Next Post »
Thanks for your comment