AKHLAK MAHMUDAH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
M. ZIKRULLAH
FURQAN
PENDIDIKAN BAHASA
INGGRIS
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
KATA
PENGANTAR
Puji
Syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat dan nikmatnya yang tak
ternilai harganya, sehingga penulis telah selesai menulis makalah ini yang berjudul : AKHLAK MAHMUDAH
Selanjutnya salam sejahtera juga penulis
haturkan kepada tokoh ilmuan sedunia yaitu
Nabi Muhammad Saw yang merupakan
salah seorang yang sudah terbukti keberhasilannya dalam hal mengajarkan nilai
nilai kebenaran ataupun mendidik, merobah peradaban manusia, dan sikap serta
cara pandang dan pola hidup sebagai mana layaknya.
Terimakasih kepada
kawan-kawan yang ikut memberi andil, sport serta motivasi dalam rangka
penulisan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………....ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..1
A. Latar belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II ISI……………………………………………………………………...2
A. Definisi Akhlak.......................................................................................... 2
B. Akhlak Yang Terpuji (Al-Akhlakul
Mahmudah)....................................... 3
C. Macam – macam akhlak
terpuji.................................................................. 4
D. Akhlak Yang Terpuji Terhadap
Allah........................................................ 6
E. Akhlak Yang Terpuji Terhadap
Manusia................................................... 7
F.
Akhlak
Yang Terpuji Terhadap Lingkungan.............................................. 11
BAB III PENUTUP…………………………………………………………..14
A. Kesimpulan................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Akhlak
merupakan sifat yang tumbuh dan menyatu di dalam diri seseorang. Dari sifat
yang ada itulah terpancar sikap dan tingkah laku perbuatan seseorang, seperti
sifat sabar, kasih sayang, atau malah sebaliknya pemarah, benci karena
dendam, iri dan dengki, sehingga memutuskan hubungan silaturahmi.
Bagi
seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri
Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya
adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan)
terbaik bagi seluruh kaum Muslimin.
Dalam
Ajaran islam adalah ajaran yang bersumber pada wahyu Allah, Al-Qur’an dalam penjabarannya
terdapat pada hadis Nabi Muhammad SAW. Masalah akhlak dalam Islam
mendapat perhatian yang sangat besar.
Akhlak
yang baik dan mulia akan mengantarkan kedudukan seseorang pada posisi yang
terhormat dan tinggi. Atas dasar itulah kami menyusun makalah ini, agar
kita semua sebagai makhluk Allah, tidak tersesat dalam menjalani hidup, dan
dapat menjadikan Rasulullah sebagai idola kita, karena sesungguhanya pada diri
Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi kita.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa definisi tentang akhlak mahmudah?
2. Sifat apa saja yang termasuk akhlak mahmudah?
3. Apa saja akhlak mahmudahyang termasuk terhadap pencipta, manusia dan alam
?
C.
Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui yang mana yang disebut akhlak
mahmudah
2. Untuk dapat mengetahui lebih jauh lagi objek kajian akhlak mahmudah
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI
A.
AKHLAK
Ahlak secara etimologi berasal dari
kata khuluq dan jama’nya akhlaq yang berarti budi pekerti, etika, atau moral.
Pengertian etimologi tersebut berimplikasi
bahwa akhlak mempunyai kaitan dengan tuhan pencipta yang menciptakan sifat
batin manusia luar dan dalam, sehingga tuntutan akhlak harus dari
kholiq yang mengisyaratkan adanya akhlak dari ketetapan manusia bersama,
sehingga dalam kehidupan manusia harus berkhlak yang baik menurut ukuran Allah
dan ukuran manusia.
Sejak dulu masalah akhlak mendapat
perhatian yang serius dari
Allah SWT
dan mengutus
beberapa nabi dan rasul ke bumi untuk membimbing manusia, salah satunya nabi kita yaitu nabi muhammad saw yang membawa misi utamanya
yaitu untuk memperbaiki akhlak ( moral ) manusia,
sebagaimana sabdanya yaitu :
إنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِمَّ
مَكَارِمَ الاَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah) ke muka
bumi ini untuk memperbaiki
dan menyempurnakan akhlak manusia”.
Akhlak itu terbagi dua yaitu
·
Akhlak
yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji (Al-Akhlakul Mahmudah) yaitu akhlak yang diridai oleh Allah
SWT.
·
Akhlak
yang Buruk atau Akhlak yang Tercela (Al-Ahklakul Mazmumah). Yaitu Akhlak yang tidak diridai oleh Allah SWT.
B.
AKHLAK YANG TERPUJI (AL-AKHLAKUL
MAHMUDAH)
Akhlak mahmudah adalah etika perilaku manusia yang
mencerminkan sifat yang terpuji
terhadap manusia, Allah
SWT maupun terhadap lingkungan hidup. Akhlak yang baik dilahirkan oleh sifat- sifat yang baik juga, oleh karena itu dalam jiwa manusia dapat menelurkan
perbuatan- perbuatan lahiriyah yang baik
Baik
dalam bahasa Arab disebut Khoir, dalam bahasa inggris
disebut good . dalam beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh
pengertian baik sebagi berikut:
1.
Baik
berarti sesuatu yangh telah mencapai kesempurnaan
2.
Baik
berarti sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dalam kepuasan, kesenangan,
persesuaian, dan sebagainya.
3.
Baik
berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan
memberikan kepuasan
4.
Baik
berarti sesuatu yang sesuai dengan keinginan
5.
Sesuatu
yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan sengan
atau bahagia, bila ia dihargai secara positif.
Al-Ghazali
menerangkan bentuk keutamaan akhlak mahmudah yang dimilki seseorang misalnya
sabar, benar dan tawakal, itu dinyatakan sebagai gerak jiwa dan gambaran batin
seseorang yang secara tidak langsung menjadi akhlaknya. Al-ghazali menerangkan
adanya pokok keutamaan akhlak yang baik, antara lain mencari hikmah, bersikap
berani, bersuci diri, berlaku adil.
Keutamaan akhlak yang baik juga
terdapat dalam hadist Nabi,
ماَ مِنْ
شَيْءٍ أَ ثْقَلُ فِى مِيْزَا نِ الْعَبْدِ يَوْ مَ القِياَ مَةِ مِنْ
حُسْنِ الخُلُقِ
Artinya:”Tiada
sesuatu apapun yang paling berat pada timbangan setiap hamba pada hari kiamat,
selain akhlak yang baik”.
C.
MACAM –MACAM AKHLAK TERPUJI
1. Ikhlas : Kata ikhlas Menurut al-Qurtubi,
ikhlas pada dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh
makhluk.
2. Amanah : Secara bahasa amanah bermakna
al-wafa’ (memenuhi) dan wadi’ah (titipan) sedangkan secara definisi amanah
berarti memenuhi apa yang dititipkankan kepadanya.
3. Adil : Adil berarti menempatkan/meletakan
sesuatu pada tempatnya. Adil juga tidak lain ialah berupa perbuatan yang tidak
berat sebelah.
4.
Bersyukur : Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu
al-wasith” adalah mengakui adanya kenikmatan dan menampakkannya serta memuji
(atas) pemberian nikmat tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah :
Menggunakan nikmat AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya.
5.
Husnuzzan :
berprasangka baik terhadap segala sesuatu
yang menimpa dirinya dan orang lain atau disebut juga positive
thinking.
6.
Rela
berkorban :
rela mengorbankan apa yang kita miliki demi sesuatu atau demi seseorang.
7.
Ridho
: suka, rela dan senang. Konsep
ridho kepada Allah mengajarkan manusia untuk menerima secara suka rela terhadap
sesuatu yang terjadi pada diri kita.
8.
Sabar
: tahan terdapat setiap penderitaan
atau yang tidak disenangi dengan sikap ridho dan menyerahkan diri sepenuhnya
kepada Allah SWT.
9.
Tawakal
: berserah diri sepenuhnya kepada
Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan.
10.
Qona’ah : adalah merasa cukup dengan apa yang
dimiliki dan menjauhkan diri dari sifat ketidakpuasan atau kekurangan..
11.
Bijaksana
: suatu sikap dan perbuatan seseorang
yang dilakukan dengan cara hati-hati dan penuh kearifan terhadap suatu
permasalahan yang terjadi,baik itu terjadi pada dirinya sendiri ataupun pada
orang lain.
12.
Percaya
diri :
keadaan yang memastikan akan kemampuan seseorang dalam melakukan suatu
pekerjaan karena ia merasa memiliki kelebihan baik itu kelebihan postur
tubuh,keturunan,status social,pekerjaan ataupun pendidikan.
13. Sabar : yaitu sifat tahan menderita sesuatu
(tidak lekas marah, tidak lekas patah hati, tidak lepas putus asa, tenang, dan
lain- lain). Di dalam menghadapi cobaan hidup.
14. Memelihara Amanah : Amanah menurut bahasa ( etimologi )
ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan ( istiqomah ) atau kejujuran.
15. Bersifat Hemat : Hemat ( Al iqtishad ) ialah
menggunakan sesuatu yang tersedia berupa harta benda, waktu dan tenaga menurut
ukuran keperluan, mengambil jalan tengah, tidak kurang dan tidak berlebebihan.
Adapun macam- macam hemat adalah: Penghematan harta benda, Penghematan tenaga, Penghematan waktu.
16. Bersifat Berani : Sifat berani termasuk dalam fadilah
akhlakul karimah. Berani bukanlah semata- mata berani berkelahi di medan laga,
melainkan sesuatu sikap mental seseorang, dapat menguasai jiwanya dan berbuat
menurut semestinya. Orang yang dapat menguasai jiwanya pada masa- masa
kritis ketika bahaya diambang pintu itulah orang yang berani.
17. Bersifat Malu Al Haya’ : Malu ialah malu terhadap Allah dan
malu terhadap diri sendiri dikala melanggar peraturan – peraturan
Allah.perasaan ini dapat menjadi bimbingan kepada jalan keselamatan dan
mencegah dari perbuatan nista.
18.
Memelihara
Kesucian Diri : Menjaga
diri dari segala keburukan dan memelihara kehormatan sebaiknya dilakukan pada
setiap waktu, hendaknya dimulai dari memelihara hati untuk tidak berbuat
rencana dan angan – angan yang buruk.
19.
Menepati
Janji : Janji
adalah suatu ketepatan yang dibuat dan disepakati oleh seseorang untuk orang
lain atau dirinya sendiri untuk dilaksanakan sesui dengan ketetapannya. Biarpun
janji itu yang dibuat sendiri tetapi tidak terlepas darinya, melainkan mesti
ditepati dan ditunaikan
20. Intropeksi
Diri (Muhasabah)
: Orang
yang bertawakkal salah satu sikapnya ialah intropeksi diri. Dimana
ia akan intropeksi diri apabila ia kurang sukses daam menjalankan sesuatu ia
tidak membuat dirinya “drop”, melainnkan ia selalu intropeksi pada diri, dapat
dikatakan muhasabah. Senantiasa mengoreksi apa yang telah dilakukannya. Setelah
itu ia akan berusaha menghindari faktor penyebab suatu kegagalan tersebut serta
senantiasa memberikan yang terbaik pada dirinya.
21. Jihad : Jihad di jalan Allah SWT adalah
mengerahkan segala kemampuan dan tenaga untuk memerangi orang-orang kafir
dengan tujuan mengharap ridha Allah SWT dan meninggikan kalimat-Nya.
22. Qanaah
: berarti
rela menerima kenyataan hidup yang dialami, tidak berkeluh kesah, tidak pula
mebayangkan kesenangan yang diterima orang lain.
D.
AKHLAK TERPUJI TERHADAP ALLAH
1. Bertaubat
(At-Taubah), yaitu suatu sikap yang menyesali perbuatan buruk yang pernah
dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta melakukan perbuatan baik
2. Bersabar
(Ash-Shabru), yaitu suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada
kesulitan yang dihadapinya. Tetapi bukan berarti bahwa sabar itu langsung
menyerah tanpa upaya untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh
manusia. Maka sabar yang dimaksudkannya adalah sikap yang diawali dengan
ikhtisar, lalu diakhiri dengan ridha dan ikhlas, bila seseorang dilanda suatu
cobaan dari Tuhan
3. Bersyukur
(Asy-Syukru), yaitu suatu sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan
sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh ALLAH kepadanya, baik yang
bersifat fisik maupun non fisik. Lalu disertai dengan peningkatan pendekatan
diri kepada yang member nikmat, yaitu ALLAH
4. Bertawakkal
(At-Tawakkal), yaitu menyerahkan segala urusan kepada ALLAH setelah berbuat
semaksimal mungkin, untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena
itu, syarat utama yang harus dipenuhi bila seseorang ingin mendapatkan sesuatu
yang diharapkannya, ia harus lebih dahulu berupaya sekuat tenaga, lalu
menyerahkan ketentuannya kepada ALLAH. Maka dengan cara yang demikian itu,
manusia dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya
5. Ikhlas
(Al-Ikhlaash), yaitu sikap menjauhkan diri dari riya (menunjuk-nunjukkan kepada
orang lain) ketika mengerjakan amal baik, maka amalan seseorang dapat dikatakan
jernih, bila dikerjakannya dengan ikhlas
6. Raja
(Ar-Rajaa), yaitu sikap jiwa yang sedang menunggu (mengharapkan) sesuatu yang
disenangi dari ALLAH S.W.T., setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena itu, bila tidak mengerjakan
penyebabnya, lalu menunggu sesuatu yang diharapkannya, maka hal itu disebut
“tamanni”
7. Bersikap
takut (Al-Khauf), yaitu suatu sikap jiwa yang sedang menunggu sesuatu yang
tidak disenangi dari ALLAH, maka manusia perlu berupaya agar apa yang
ditakutkan itu, tidak akan terjadi.
E.
AKHLAK TERPUJI TERHADAP MANUSIA
Akhlak kepada sesama
manusia dapat dikelompokan menjadi:
A.
Akhlak terhadap Orang tua
1. Mendengarkan
nasihat-nasihatnya dengan penuh perhatian, mengikuti anjurannya dan tidak
melanggar larangannya;
2. Tidak
boleh membentak ibu-bapak, menyakiti hatinya, apalagi memukul. Ibu dan bapak
harus diurus atau dirawat dengan baik;
3. Bersikap
merendahkan diri dan mendoakan agar mereka selalu dalam ampunan dan kasih
sayang Allah S.W.T.
4. Sebelum
berangkat dan pulang sekolah hendaklah membantu orang tua;
5. Menjaga
nama baik kedua orang tua di masyarakat
6. Memberi
nafkah, pakaian, dan membayarkan hutangnya kalau mereka tidak mampu atau sudah
tua
7. Menanamkan hubungan kasih sayang terhadap
orang yang telah ada hubungan kasih sayang oleh ibu-bapaknya.
8. Apabila
kedua orang tua itu telah meninggal misalanya, maka kita sebagai anaknya
berkewajiban berbakti kepada mereka seperti:
Menyembahyangkan
jenazahnya, Memintakan
ampunan kepada Allah, Menyempurnakan
janjinya, Memuliakan
sahabatnya, Menghubungi
anak keluarganya yang bertalian dengan keduanya.
B.
Akhlak terhadap Saudara
1. Menghormati
dan mencintai mereka. Karena kita dengan saudara asal-mulanya dari ayah dan
ibu. Mencintai mereka sama dengan kita mencintai diri sendiri.
2. Menghormati
saudara yang lebih tua sebagaimana menghormati orang tua, mengindahkan
nasihat-nasihatnya dan tidak menentang perintahnya.
3. Mencintai
dan menyayangi yang lebih kecil dengan penuh kasih sayang sebagaimana orang tua
menyayangi mereka.
4. Saling
bantu-membantu sekuat tenaga, sabar terhadap mereka. Jika bersalah, berilah
peringatan secara halus dan ramah-tamah.
C.
Akhlak terhadap Tetangga
1. Menolong
dan membantunya bila membutuhkan pertolongan, walaupun mereka tidak mau
membantu kita;
2. Memberi hutang bila meminta bantuan hutang
kepada kita;
3. Ikut
meringankan beban dan kesengsaraan bila tetangga itu miskin dan sengsara,
sekiranya kita mempunyai kelebihan;
4. Menjenguknya
bila sakit atau membantunya dengan obat;
5. Bila
tetangga ada yang meninggal dunia, hendaknya ikut belasungkawa, dan
mengantarkan jenazahnya ke kuburnya;
6. Bila
tetangga mendapat kesenangan atau nasib baik dan menggembirakan, sebaiknya
menyampaikan ucapan selamat kepadanya;
7. Ikut
meringankan beban musibah tetangga yang meninggal;
8. Bila
ingin membuat rumah bertingkat, sebaiknya minta izin atau sepengetahuan
tetangganya, disamping minta izin kepada pemerintah;
9. Menghindari
perkataan atau tindakan yang menyakitkan tetangga. Bila berkata atau bertindak
salah, sebaiknya segera minta maaf;
10. Jika
boleh memamerkan sesuatu yang dibeli atau yang dimiliki kepada tetangga, baik
berupa makanan ataupun yang lainnya, bila kita tidak ingin memberinya;
11. Jangan
menyalakan atau membunyikan radio tape recorder atau TV terlalu keras, yang
dapat membisingkan tentangga.
D.
Akhlak terhadap Sesama Muslim
1. Belas
kasihan atau sayang (Asy-Syafaqah), yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berbuat
baik dan menyantuni orang lain;
2. Rasa
persaudaraan (Al-Ikhaa), yaitu sikap jiwa yang selalu ingin berhubungan baik
dan bersatu dengan orang lain, karena ada keterikatan bathin dengannya;
3. Member
nasihat (An-Nashiihah), yaitu suatu upaya untuk memberi petunjuk-petunjuk yang
baik kepada orang lain dengan menggunakan perkataan, baik ketika orang yang
dinasihati telah melakukan hal-hal yang buruk, maupun belum. Sebab kalau
dinasihati ketika ia telah melakukan perbuatan buruk, berarti diharapkan agar
ia berhenti melakukannya. Tetapi kalau dinasihati ketia ia belum melakukan
perbuatan itu, berarti diharapkan agar ia tidak akan melakukannya;
4. Memberi
pertolongan (An-Nashru), yaitu suatu upaya untuk membantu orang lain, agar
tidak mengalami suatu kesulitan;
5. Menahan
amarah (Kazmul Ghaizhi), yaitu upaya menahan emosi, agar tidak dikuasai oleh
perasaan marah terhadap orang lain;
6. Sopan
santun (Al-Hilmu), yaitu sikap jiwa yang lemah lembut terhadap orang lain,
sehingga dalam perkataan dan perbuatannya selalu mengandung adab kesopanan yang
mulia;
7. Suka
memaafkan (Al-Afwu), yaitu sikap dan perilaku seseorang yang suka memaafkan
kesalahan orang lain yang pernah diperbuat terhadapnya.
8. Member
salam;
9. Memenuhi
undangannya, terutama hari pertama dalam walimatul uruz;
10. Saling
member nasihat;
11. Menjenguk
ketika sakit, sambil mendoakan;
12. Mengantarkan
jenazah orang islam;
13. Tidak
bermusuhan selama 3 hari;
14. Tidak
boleh bersikap sombong;
15. Tidak
melahirkan kegembiraan disaat orang Islam yang lain ditimpa kesusahan;
16. Mau
membela sesama muslim;
17. Menjunjung
tinggi kehormatan, harta dan jiwa;
18. Mau
mengusahakan perdamaian kalau terjadi perselisihan diantara sesama muslim;
19. Menutupi
rahasianya
20. Memberi
bantuan disaat membutuhkan
E.
Akhlak terhadap Kaum Lemah
1. Menunjukkan
kepada orang lain yang tersesat, dan menuntut orang buta di jalan yang ramai;
2. Memberikan
tempat duduk kepada orang yang telah tua, orang buta, anak-anak dan wanita
waktu berdesak-desakan kendaraan dalam bis, kereta api, dan sebagainya;
3. Memberi
sedekah kepada peminta-minta dengan sikap yang baik;
4. Memberikan
bantuan kepada panti asuhan yatim piatu dan rumah miskin;
5. Memberikan
bantuan kepada korban bencana alam, berupa uang, pakaian, dan obat-obatan;
6. Menganggap
pembantu rumah tangga sebagai anggota keluarga sendiri;
7. Suka
menolong orang lain yang sangat memerlukan bantuan, diantaranya membantu orang
miskin, orang cacat mental, orang cacat jasmani, dan lain-lain.
F.
AKHLAK TERPUJI TERHADAP LINGKUNGAN
A.
Melakukan usaha
pelestarian hutan, antara lain:
1.
mencegah pencurian kayu
dan penebangan hutan secara liar.
2.
perbaikan kondisi
lingkungan hutan.
3.
menanam kembali di
tempat tumbuhan yang pohonnya di tebang.
4.
sistem tebang pilih.
B.
Melakukan usaha
pelestarian hewan, antara lain:
1.
melindungi hewan dari
perburuan dan pembunuhan liar.
2.
mengembalikan hewan
piaraan ke kawasan habitatnya.
3.
mengawasi pengeluaran
hewan ke luar negeri.
C.
Melakukan usaha
pelestarian biota perairan, antara lain:
1.
mencegah perusakan
wilayah perairan.
2.
melarang cara-cara
penangkapan yang dapat mematikan ikan dan biota lainnya, misalnya dengan bahan
peledak.
3.
melindungi anak ikan
dari gangguan dan penangkapan.
v
Beberapa akhlak terhadap lingkungan yang juga harus di
apilkasikan dalam kehidupan yaitu:
1.
Syafaqah :Yaitu
perasaan halus dan rasa belas kasih untu berbuat baik kepada sesam makhluk
Allah. Sesungguhnya tiap-tiap pertolongan seseorang terhadap hewan yang berjiwa
itu dapat pahala, walaupun ia seekor anjing yang hina. Jika kita menunggangi
kuda atau binatang lainnya , kita wajib memberinya hak istirahat dan dilarang
menyiksanya. Dalam menyembelih binatang kita diperintahkan untuk menajamkan
pisaunya. Jika ada binatang yang berbahaya maka jika ingin dibunuh maka harus
langsung dibunuh tidak boleh disiksa.
Ada sebuah hadist yang menceritakan bahwa ada seorang
perempuan yang dimasukan ke dalam neraka disebabkan seekor kucing yang diikat
oleh dia , tidak diberi makan dan tidak dilepaskan sampai kucing itu mati.
2.
Himayah atau
pemeliharaan. Allah tidak melarang untuk memelihara binatang untuk memperoleh
manfaatnya. Allah menerangkan dalam Al Quran bahwa hewan-hewan itu dijadikanNya
untuk menjadi kesenangan dn i'tibar bagi manusia
3.
Memberinya makan-minum,
jika hewan-hewan tersebut lapar dan haus, karena dalil-dalil berikut: Sabda
Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam : Terhadap yang mempunyai hati yang basah
terdapat pahala. (Diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah). Sabda Rasulullah Shallahu
'Alaihi wa Sallam : Siapa tidak menyayangi, ia tidak akan disayangi. (Muttafaq
Alaih) .Sabda Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam : Sayangilah siapa saja
yang ada di bumi, niscaya kalian disayangi siapa saja yang ada di langit.
(Diriwayatkan Ath-Thabrani dan Al-Hakim)
4.
Menyayanginya, dan
berbelas kasih kepadanya, karena dalil-dalil berikut:
Ketika Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam melihat orang-orang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah, beliau bersabda, Allah melaknat siapa saja yang menjadikan sesuatu sebagai sasaran. (Diriwayatkan Abu Daud dengan sanad shahih) Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam melarang menahan hewan untuk dibunuh dengan sabdaya: Barangsiapa yang menyakiti ini (burung) dengan anaknya; kembalikan anaknya padanya. (Diriwayatkan Muslim) Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda seperti di atas, karena melihat burung terbang mencari anak-anaknya yang diambil salah seorang sahabat dari sarangnya.
Ketika Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam melihat orang-orang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah, beliau bersabda, Allah melaknat siapa saja yang menjadikan sesuatu sebagai sasaran. (Diriwayatkan Abu Daud dengan sanad shahih) Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam melarang menahan hewan untuk dibunuh dengan sabdaya: Barangsiapa yang menyakiti ini (burung) dengan anaknya; kembalikan anaknya padanya. (Diriwayatkan Muslim) Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda seperti di atas, karena melihat burung terbang mencari anak-anaknya yang diambil salah seorang sahabat dari sarangnya.
5.
Jika ia ingin
menyembelihnya, atau membunuhnya, maka ia melakukannya dengan baik, karena
Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: Sesungguhnya Allah mewajibkan
berbuat baik kepada segala hal. Oleh karena itu, jika kalian membunuh, maka
bunuhlah dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan baik.
Hendaklah salah seorang dari kalian menenangkan hewan yang akan disembelihnya,
dan menajamkan pisaunya. (Diriwayatkan Muslim, At Tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud,
dan Ahmad)
6.
Tidak menyiksanya
dengan cara-cara penyiksan apa pun baik dengan cara melaparkannya, atau
meletakkan padanya muatan yang tidak mampu ia angkut, atau membakarnya dengan
api, karena dalil-dalil berikut: Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam
bersabda: Seorang wanita masuk neraka karena kucing. Ia menahannya hingga mati.
Ia masuk neraka karenanya, karena tidak memberinya makan sebab ia menahannya,
dan tidak membiarkannya makan serangga-serangga tanah. (Diriwayatkan
Al-Bukhari) Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam berjalan melewati rumah semut
yang terbakar, kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya siapa pun tidak pantas
menyiksa dengan api, kecuali pemilik apai itu sendiri (Allah). (Diriwayatkan
Abu Daud. Hadits ini shahih)
7.
Diperbolehkan membunuh
hewan-hewan yang membahayakan, seperti anjing penggigit, serigala, ular,
kalajengking, tikus, dan lain sebagainya, karena dalil-dalil berikut: Sabda
Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Sallam : Ada lima hewan membahayakan yang boleh
dibunuh di tempat halal dan haram, yaitu ular, burung ggaak yang berwarna
belang-belang, tikus, anjing yang suka menggigit, dan burung hudaya (sejenis
rajawali). (Diriwayatkan Muslim) Diriwayatkan, bahwa diperbolehkan membunuh
burung gagak dan melaknatnya.
v
Dalil Tentang Akhlak
Terpuji Terhadap Lingkungan Flora dan Fauna yaitu :
A.
Surat 16 ayat 10-11. Artinya : Dia-lah,
yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi
minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat
tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air
hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang memikirkan.
B.
Surat 6 ayat 99. Artinya
: “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan
air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan
itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu
butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang
menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima
yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya
berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
C. Surat 13 ayat 4. Artinya: Dan di
bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu
atas sebahagian yang lain tentang rasanya.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Jadi dari penjabaran
yang telah kita uraikan dalam materi diatas, dapat kita berikan kesimpulan
akhlak tersebut merupakan sutu bentuk atau cerminan yang tertatanam dalam diri
seseorang dan hal tersebut terealisasi dalam kehidupannya sehari – hari. Secara umum makna akhlak terhadap
sesama manusi adalah tindakan yang disengaja dilakukan oleh muslim terhadap
sesama manusia baik itu perbuatan
yang baik maupun perbuatan yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
v
Yatimin
Abdullah, Studi akhlak dalam Perspektifd al-qur’an, jakarta; Sinar Grafika
Offset, 2007.
v
Asmara
As, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta; PT Raja Grafinndo Persada, 2002.
·
Abuddin
Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
·
Amin,
Ahmad, Etika (Ilmu Akhlak), (Terj), Farid M’aruf, dari judul asli al-Akhlak,
Jakarta:Bulang Bintang, 1983.
·
http://grupsyariah.blogspot.com/2012/05/akhlak-mahmudah-terpuji-dan-akhlak.
ConversionConversion EmoticonEmoticon