Memahami Kebutuhan Emosional Anak
Pentingnya Memahami Kebutuhan Emosional Anak -
Anak adalah hartanya keluarga, karena tanpa anak orang akan mereasa bahwa hidupnya
kurang terpenuhi, meski mereka sudah kaya sekalipun. Namun tahukah anda anak
ternyata juga mempunyai kebutuhan Emosi, dalam arti emosional anak yang harus
diperhatikan. Karena sebagai orangtua memahami kebutuhan emosi anak sangatlah
penting. Disini akan ada ulasan mengenai Pentingnya memahami kebutuhan
Emosional Anak.
Memahami Kebutuhan Emosional Anak
1. Kebutuhan untuk merasa AMAN Salah satu kebutuhan
terkuat yang dibutuhkan soerang anak adalah perasaan aman. Aman didalam diri
dan lingkungannya. Remaja mencari rasa aman dengan bergabung dengan sekelompok
“geng” atau sekumpulan teman sebaya mereka, terlibat aturan sosial diantara
mereka, serta meniru perilaku temannya.
Seorang psikolog Dr. Gary Chapman, dalam bukunya “lima bahasa cinta” mengatakan kita semua memiliki tangki cinta psikologis yang harus diisi, lebih tepatnya jika anak maka orangtuanya yang sebaiknya mengisi. Anak yang tangki cintanya penuh maka dia akan suka pada dirinya sendiri, tenang dan merasa aman. Hal ini dapat diartikan sebagai anak yang berbahagia dan memiliki “inner” motivasi.
Seorang psikolog Dr. Gary Chapman, dalam bukunya “lima bahasa cinta” mengatakan kita semua memiliki tangki cinta psikologis yang harus diisi, lebih tepatnya jika anak maka orangtuanya yang sebaiknya mengisi. Anak yang tangki cintanya penuh maka dia akan suka pada dirinya sendiri, tenang dan merasa aman. Hal ini dapat diartikan sebagai anak yang berbahagia dan memiliki “inner” motivasi.
Perlukah kita mempelajari dan mengetahui tangki cinta?
Sangat perlu, saya seringkali merekomendasi para guru dan orangtua untuk
mempelajari dan menemukan bahasa cinta anak mereka, dirinya dan pasangannya.
Hal ini akan saya bahas pada artikel berikutnya).
Contoh, terdorong oleh rasa cinta kepada anaknya
seorang ibu memarahi anaknya yang sedang bermain computer. “berhenti maen
computer dan belajar sekarang” lalu apa yang ada dibenak anak? Mungkin “Hmpf…
Ibu tidak sayang padaku, dan ingin mengendalikan aku serta keasyikanku” Nah,
anak menerimanya sebagai hal yang negatif, komunikasi yang menghancurkan rasa
cinta ini biasanya yang menjadi akar permasalahan orangtua dan anak, serta
guru.
“Mencintai anak tidak sama dengan anak merasa dicintai”
Apa yang menyebabkan kebutuhan akan rasa aman tidak terpenuhi?
• Membandingkan anak dengan saudara atau orang lain
Ketika kita mengatakan “mengapa kamu tidak bisa menjaga kebersihan kamar seperti kakakmu”, “kenapa kamu tidak bisa menulis serapi Rudi”. Akan tumbuh perasaan ditolak, tidak diterima, mereka akan berpikir “papa/mama lebih suka dengan…” hal ini menumbuhkan sikap tidak suka dengan dirinya sendiri dan ingin menjadi orang lain. Mereka merasa aman dengan menjadi orang lain, bukan merasa aman dan nyaman menjadi dirinya sendiri.
Apa yang menyebabkan kebutuhan akan rasa aman tidak terpenuhi?
• Membandingkan anak dengan saudara atau orang lain
Ketika kita mengatakan “mengapa kamu tidak bisa menjaga kebersihan kamar seperti kakakmu”, “kenapa kamu tidak bisa menulis serapi Rudi”. Akan tumbuh perasaan ditolak, tidak diterima, mereka akan berpikir “papa/mama lebih suka dengan…” hal ini menumbuhkan sikap tidak suka dengan dirinya sendiri dan ingin menjadi orang lain. Mereka merasa aman dengan menjadi orang lain, bukan merasa aman dan nyaman menjadi dirinya sendiri.
• Mengkritik dan mencari kesalahan
Ketika kita mengatakan: “dasar anak bodoh, apa yang
salah denganmu? Kenapa kamu tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar?”
Dapat dipastikan, akan menimbulkan perasaan dendam, tidak ada rasa aman dilingkungan rumah (jika hal ini sering terjadi dirumah).
• Kekerasan fisik dan verbal
Dapat dipastikan, akan menimbulkan perasaan dendam, tidak ada rasa aman dilingkungan rumah (jika hal ini sering terjadi dirumah).
• Kekerasan fisik dan verbal
Saya rasa tidak perlu dijelaskan lagi, hal ini sudah
banyak kita temui di surat kabar dan berita ditelevisi, dan bahayanya atau
akibatnya juga sering kita temui di media tersebut. Jika tidak ada rasa aman
dalam rumah, maka seorang anak akan mencari perlindungan untuk memenuhi rasa
aman mereka disemua tempat yang salah. Dan anak akan melakukan apa saja untuk
mendapatkan rasa aman ini, mencari perhatian dengan cara yang salah.
2. Kebutuhan akan pengakuan (merasa penting) dan diterima atau dicintai
Jarang sekali orangtua membuat anak-anak mereka merasa penting dan diakui dirumah. Sebaliknya banyak orangtua yang membuat anak mereka merasa kecil dan tidak berarti dengan ancaman: “lebih baik kerjakan PR-mu sekarang, atau…”
2. Kebutuhan akan pengakuan (merasa penting) dan diterima atau dicintai
Jarang sekali orangtua membuat anak-anak mereka merasa penting dan diakui dirumah. Sebaliknya banyak orangtua yang membuat anak mereka merasa kecil dan tidak berarti dengan ancaman: “lebih baik kerjakan PR-mu sekarang, atau…”
Apa yang ada dalam pikiran anak jika diperlakukan
seperti itu? Kita orangtua justru senang jika anak melakukan hal yang kita
perintah, tapi yang ada dipikiran anak adalah mereka merasa kalah dengan melakukan
apa yang diperintahkan orangtua dengan cara seperti itu. Sehingga banyak anak
yang menunda atau tidak mengerjakan apa yang ditugaskan orangtua (bahkan dengan
ancaman sekalipun) untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya akan pengakuan.
Peringatan keras bagi orangtua: Jika anak-anak tidak
merasa dicintai dan diterima oleh orangtua, mereka akan terdorong untuk mencarinya
disemua tempat yang salah.
Keinginan seorang anak untuk diakui dan ingin dicintai
begitu kuat, sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Jika
mereka tidak mendapat pengakuan dengan cara yang benar maka akan menemukan
dengan cara yang salah dan ditempat yang salah. Kebutuhan ini mendorong
beberapa anak dan remaja untuk menggunakan tato, mengganggu anak lain, bergabung
dengan geng pengganggu, mengecat rambut dengan warna menyolok, bertingkah laku
seperti badut dan pelawak. Hal ini umumnya menyusahkan mereka sendiri, tetapi
demi mendapatkan pengakuan dan diterima (mendapatkan perhatian).
Ada kasus ekstrim pada 16 april 2007, seorang siswa US
Virginia Tech, Cho Seng-hui. Menembak dan menewaskan 32 siswa. Apa yang
mendorong perilaku tersebut, sehingga dia melakukan hal yang begitu luar biasa
gila? Dia melakukan hanya karena kebutuhan pengakuan dan rasa pentingnya begitu
besar, tetapi tidak terpenuhi oleh orang-orang yang mengabaikannya dan
menghinanya. Hal itu memaksanya keluar dari dunia logika dan merenggut nyawa
orang lain serta dirinya sendiri, dalam pikirannya dia berpikir lebih baik mati
bersama nama buruk dari pada hidup bukan sebagai siapa-siapa.
3. Kebutuhan untuk mengontrol (merasa mandiri atau keinginan untuk mengontrol)
3. Kebutuhan untuk mengontrol (merasa mandiri atau keinginan untuk mengontrol)
Seiring pertumbuhan anak, sembari mencari identitas
diri dan sambil belajar membangun kemandirian dari orangtua. Proses ini
menciptakan
kebutuhan emosional untuk bebas dan mandiri.
Jadi itu sebabnya anak tidak mau didikte untuk apa yang
harus dilakukan. Mereka merasa tidak “gaul” mendengarkan orangtua. Dengan
mendengarkan nasihat orangtua mereka seakan diperlakukan seperti anak kecil.
Ini menjelaskan mengapa anak lebih mendengarkan teman mereka dan om atau tante
(paman atau bibi) yang masih muda dari pada orangtuanya sendiri.
Orangtua yang cerdas, tidak akan menyerah menghadapi
hal ini. Bagaimana caranya memberikan arahan dan agar anak mau mendengar
orangtua? Gunakan komunikasi yang tidak bermaksud memaksa anak dengan nasihat
kita. Buatlah seakan-akan mereka belajar dan bekerja keras untuk diri mereka
sendiri bukan untuk kita. mereka akan lebih bersemangat dan termotivasi dengan
cara seperti itu. Dan yang terpenting adalah memenuhi tangki cinta anak kita
setiap hari dan memastikan selalu penuh saat bangun anak bangun tidur dan
menjelang tidur. Dengan begitu anak tahu siapa yang paling mengerti dan sayang,
serta kepada siapa dia akan datang pada saat membutuhkan seseorang untuk
mendengar, yaitu kita orangtuanya.
Ambilah manfaat dari informasi ini, kenali kebutuhan emosi anak kita. Pekalah dimana saat anak membutuhkan penerimaan, kebutuhan untuk mengontrol sesuatu, serta butuh untuk aman. Gunakan kata-kata yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, berikut tips dan cara memenuhi kebutuhan emosi dasar seorang anak:
Ambilah manfaat dari informasi ini, kenali kebutuhan emosi anak kita. Pekalah dimana saat anak membutuhkan penerimaan, kebutuhan untuk mengontrol sesuatu, serta butuh untuk aman. Gunakan kata-kata yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, berikut tips dan cara memenuhi kebutuhan emosi dasar seorang anak:
1.
Rasa aman:
•
Tenang sayang kamu aman bersama papa, mama akan temani kamu, hey… papa disini
bakal jaga kamu sayang
2.
Rasa penerimaan atau dicintai:
•
Biasakan menatap mata saat berbicara pada anak, usahakan tatapan mata adalah
datar atau “mata sayang”
•
Sentuh bagian bahu saat berbicara atau bagian manapun asal sopan, untuk
menunjukan bahwa kita ada bersama dan dekat dengan anak
•
Usahakan sejajar (berdiri sejajar dengan anak atau berlutut)
•
Katakan: apapun yang terjadi papa/mama tetap sayang sama kamu, kamu tetap
jagoan papa/mama, dimata papa/mama kamulah yang paling cantik
3.
Kebutuhan untuk mengontrol:
•
Jika memungkinkan, jika anda melihat anak anda perlu untuk melakukan sesuatu
sendiri maka ijinkanlah
•
Sebenarnya itu adalah proses belajar untuk dirinya sendiri dan akan sangat
bermanfaat dimasa dewasa
•
Harga diri anak akan semakin tinggi, jika kita rajin memberikan kontrol kepada
anak, karena anak merasa mampu melakukan kegiatan tanpa bantuan (tentunya
kegiatan yang aman sesuai dengan kebijaksanaan orangtua)
•
Luangkan waktu khusus untuk beraktivitas dan memberikan kontrol dan
mengawasinya dengan kasih sayang, misal: anak umur 2-3 tahun minta makan
sendiri, pergi ke sekolah sendiri, dan lain-lain
ConversionConversion EmoticonEmoticon