Makalah Kalimat Efektif


KALIMAT EFEKTIF
D
I
S
U
S
U
N
OLEH

M. ZIKRULLAH
SYAFURA RAMADHAN
IKHWANI

TARBIYAH ENGLISH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR RANIRY
BANDA ACEH 

ISI

Untuk dapat mencapai keefektifan, suatu kalimat harus memenuhi paling tidak enam syarat berikut, yaitu adanya:
A.    Kesepadanan
 Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini:
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
    Contoh:
a.  Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah)
b.  Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar)

v Tidak terdapat subjek yang ganda.
    Contoh:
a. Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen. (Salah)
b. Saat itu saya kurang jelas. (Salah)

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara berikut :
a. Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen. (Benar)
b. Saat itu bagi saya kurang jelas. (Benar)



v Kalimat penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a.  Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b.  Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, ubahlah kalimat itu menjadi kalimat majemuk dan kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a.  Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.  Atau Kami datang terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b.  Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.


v Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
    Contoh:
a.  Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu. (Salah)
b.  Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting. (Salah)

Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a.  Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. (Benar)
b.  Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting. (Benar)

B.    Keparalelan
 Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, maka bentuk kedua nomina pula. Dan kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
    Contoh:
a.  Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b.  Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

Kalimat a tidak mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terdiri dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
a.   Harga minyak dibekukan atau dinaikkan secara luwes.

Kalimat b tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang,pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nomial, sebagai berikut.
b.   Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.


C.     Ketegasan/ Penekanan
 Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.

Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
   Contoh:
a.  Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah presiden mengharapkan.
   Contoh:
b.  Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya.
Penekanannya Harapan presiden.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.

v  Membuat urutan kata yang bertahap
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar.
v  Melakukan pengulangan kata (repetisi).
   Contoh:
Saya suka kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
v  Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
   Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
v  Mempergunakan partikel penekanan (penegasan).
   Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

D.    Kehematan
 Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Peghematan di sini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.

Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.
v  Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
a.  Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (Salah)
b.  Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa presiden datang. (Salah)

Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
a.  Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu. (Benar)
b.  Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang. (Benar)


v  Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Perhatikan:
a.  Ia memakai baju warna merah.
b.  Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Kata merah sudah mencakupi kata warna.
Kata pipit sudah mencakupi kata burung.

Kalimat itu dapat diubah menjadi
a. Ia memakai baju merah.
b. Di mana engkau menangkap pipit itu?

v  Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
a.  Dia hanya membawa badannya saja.
b.  Sejak dari pagi dia bermenung.

Kalimat ini dapat diperbaiki menjadi
a.  Dia hanya membawa badannya.
b.  Sejak pagi dia bermenung.


v Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Misalnya:
Bentuk tidak baku ke bentuk baku :
Para tamu-tamu             para tamu.
Beberapa orang-orang            beberapa orang.
Banyak anak-anak              banyak anak


E.     Kecermatan
 Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a.  Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b.  Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a memilikimakna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguran tinggi.
Kalimat b memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.

Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri. (Salah)

Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri. (Benar)


F.     Kepaduan
 Yang dimaksud dengan kepaduan ialah kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.

1.  Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
a.  Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab. (Salah)
b.  Kita harus dapat mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan dan secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab. (Benar)

2. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
a. Surat itu saya sudah baca.
b. Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.

Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk
a. Surat itu sudah saya baca.
b. Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.

3. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti dari pada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini :
a. Mereka membicarakan dari pada kehendak rakyat. (Salah)
b. Makalah ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat. (salah)
Seharusnya:
a. Mereka membicarakan kehendak rakyat.
b. Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah adat.


G.    Kelogisan
                  Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
berikut contoh kalimat yang tidak logis.
a.     Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah selesailah makalah ini. (Salah)
Kalau kita perhatikan secara sepintas kalimat di atas tampaknya tidak salah. Akan tetapi, apabila diperhatikan lebih seksama ternyata tidak masuk akal. Seseorang untuk menyelesaikan sebuah makalah harus bekerja dulu dan tidak mungkin makalah itu akan dapat selesai hanya dengan membaca alhamdulillah. Jadi, supaya kalimat itu dapat diterima, kalimat itu dapat diubah menjadi:
a.       Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah Yang Mahakuasa karena dengan izin-Nya jualah makalah ini dapat diselesaikan. (Benar)







DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman dkk. 1991. Petunjuk Praktis Berbahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Badudu, J.S. 1983. Membina Bahasa Indonesia baku. Bandung: Pustaka Prima.
Badudu, J.S. 1991. Pelik-pelik Bahasa Indonesia .Bandung: Pustaka Prima.
Mustakim. 1994. Membina Kemampuan berbahasa: Panduan ke Arah Kemahiran Berbahasa. Jakarta:Gramedia pustaka Prima.
Ramlan, M. dkk. 1994. Bahasa Indonesia yang Salah dan Yang Benar. Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta.
Nazar, Noerzisri A. 1991. Bahasa indonesia Ragam Ilmiah dan Kumpulan Soal Ujian Bahasa Indonesia. Bandung.
Internet

Previous
Next Post »

1 comments:

Click here for comments
Unknown
admin
April 19, 2016 at 12:28 AM ×

saya sangat suka dengan artikel ini
numpang promosi ya


Cerita sex
Cerita dewasa
Cerita ngentot
Cerita siophu
Cerita Mesum
Cerita Hot
Cerita Crot
Cerita Kekasih
Cerita suami-istri

Congrats bro Unknown you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar
Thanks for your comment